BLOG KESEHATAN , KAMAR OPERASI , TIP SEHAT dan HIBURAN

Minggu, 27 Februari 2011

Apakah stroke itu ?



Apakah stroke itu ?
 
Penyakit stroke adalah gangguan fungsi otak akibat aliran darah ke otak mengalami gangguan (berkurang). Akibatnya, nutrisi dan oksigen yang dbutuhkan otak tidak terpenuhi dengan baik. Penyebab stroke ada 2 macam, yaitu adanya sumbatan di pembuluh darah (trombus), dan adanya pembuluh darah yang pecah.
Umumnya stroke diderita oleh orang tua, karena proses penuaan menyebabkan pembuluh darah mengeras dan menyempit (arteriosclerosis) dan adanya lemak yang menyumbat pembuluh darah (atherosclerosis). Tapi beberapa kasus terakhir menunjukkan peningkatan kasus stroke yang terjadi pada usia remaja dan usia produktif (15 - 40 tahun). Pada golongan ini, penyebab utama stroke adalah stress, penyalahgunaan narkoba, alkohol, faktor keturunan, dan gaya hidup yang tidak sehat.
Penyebab stroke
Pada kasus stroke usia remaja, faktor genetika (keturunan) merupakan penyebab utama terjadinya stroke. Sering ditemui kasus stroke yang disebabkan oleh pembuluh darah yang rapuh dan mudah pecah, atau kelainan sistem darah seperti penyakit hemofilia dan thalassemia yang diturunkan oleh orang tua penderita. Sedangkan jika ada anggota keluarga yang menderita diabetes (penyakit kencing manis), hipertensi (tekanan darah tinggi), dan penyakit jantung, kemungkinan terkena stroke menjadi lebih besar pada anggota keluarga lainnya.
Penyebab serangan stroke lainnya adalah makanan dengan kadar kolesterol jahat (Low Density Lipoprotein) yang sangat tinggi. Koleserol jahat ini banyak terdapat pada junk food, atau makanan cepat saji. Selain itu, penyebab terjadinya serangan stroke lainnya adalah kebiasaan malas berolah raga dan bergerak, banyak minum alkohol, merokok, penggunaan narkotika dan zat adiktif, waktu istirahat yang sangat kurang, serta stress yang berkepanjangan. Pecahnya pembuluh darah juga sering diakibatkan karena penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi).
Gejala terjadinya serangan stroke
Gejala awal stroke umumnya pusing, kepala serasa berputar (seperti penyakit vertigo), kemudian disusul dengan gangguan berbicara dan menggerakkan otot mulut. Gejala lainnya adalah tergangguanya sensor perasa (tidak bisa merasakan apapun , seperti dicubit atau ditusuk jarum) dan tubuh terasa lumpuh sebelah, serta tidak adanya gerakan refleks. Sering juga terjadi buta mendadak atau kaburnya pandangan (karena suplai darah dan oksigen ke mata berkurang drastis), terganggunya sistem rasa di mulut dan otot-otot mulut (sehingga sering dijumpai wajah penderita menjadi mencong), lumpuhnya otot-otot tubuh yang lain, dan terganggunya sistem memory dan emosi. Sering dijumpai penderita tidak dapat menghentikan tangisnya karena lumpuhnya kontrol otak pada sistem emosinya. Hal itu membuat penderita stroke berlaku seperti penderita penyakit kejiwaan, padahal bukan. Hal-hal seperti ini yang perlu dimengerti oleh keluarga penderita.
Proses penyembuhan
Ada 2 proses penyembuhan utama yang harus dijalani penderita. Pertama adalah penyembuhan dengan obat-obatan di rumah sakit. Kontrol yang ketat harus dilakukan untuk menjaga agar kadar kolesterol jahat dapat diturunkan dan tidak bertambah naik. Selain itu, penderita juga dilarang makan makanan yang dapat memicu terjadinya serangan stroke seperti junk food dan garam (dapat memicu hipertensi).
Proses penyembuhan kedua adalah fisiotherapy, yaitu latihan otot-otot untuk mengembalikan fungsi otot dan fungsi komunikasi agar mendekati kondisi semula. Fisiotherapi dilakukan bersama instruktur fisiotherapi, dan pasien harus taat pada latihan yang dilakukan. Jika fisiotherapi ini tidak dijalani dengan sungguh-sungguh, maka dapat terjadi kelumpuhan permanen pada anggota tubuh yang pernah mengalami kelumpuhan.
Kesembuhan pada penderita stroke sangat bervariasi. Ada yang bisa sembuh sempurna (100 %), ada pula yang cuma 50 % saja. Kesembuhan ini tergantung dari parah atau tidaknya serangan stroke, kondisi tubuh penderita, ketaatan penderita dalam menjalani proses penyembuhan, ketekunan dan semangat penderita untuk sembuh, serta dukungan dan pengertian dari seluruh anggota keluarga penderita. Seringkali ditemui bahwa penderita stroke dapat pulih kembali, tetapi menderita depresi hebat karena keluarga mereka tidak mau mengerti dan merasa sangat terganggu dengan penyakit yang dideritanya (seperti sikap tidak menerima keadaan penderita, perlakuan kasar karena harus membersihkan kotoran penderita, menyerahkan penderita kepada suster yang juga memperlakukan penderita dengan kasar, dan sebagainya). Hal ini yang harus dihindarkan jika ada anggota keluarga yang menderita serangan stroke.


Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Sehari-hari


Kecelakaan dapat terjadi kapanpun dan dimanapun. Bahkan di saat yang tidak terduga. Untuk itu kita harus selalu waspada terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi. Paling tidak, ketika kecelakaan terjadi kita mampu melakukan pertolongan pertama.
Pertolongan pertama, dilakukan oleh orang terdekat. Yang dimaksud dengan orang terdekat adalah orang yang jaraknya paling dekat dengan korban atau di sekitar kejadian.
Motto dari pertolongan pertama adalah Time saving is Life Saving. Artinya pertolongan pertama yang cepat dan tepat dapat mencegah kerusakan yang lebih parah. Dengan begitu dokter masih sempat untuk mengobati kerusakan akibat kecelakaan tersebut sehingga nyawa dapat terselamatkan.
Berikut beberapa pertolongan pertama yang dapat dilakukan pada kegawat daruratan yang sering terjadi dalam keseharian kita :
1. Tersedak
Kondisi ini terjadi akibat benda/ makanan menyumbat jalan masuk oksigen, korban terjadi pucat kebiruan. Apabila korban dalam keadaan berdiri atau duduk, kita dapat menepuk beberapa kali bagian bawah tengkuk leher korban secara perlahan. Atau menekan perut bagian atas korban hingga benda/makanan yang menyumbat keluar. Jika korban dalam keadaan tergeletak, cek apakah korban masih bernafas kemudian buka mulutnya dan bersihkan, mungkin ada benda yang menyumbat.
Bila korban tidak sadar, cek apakah korban masih bernafas. Jika tidak, lakukan pertolongan ABC. A, Airways adalah membebaskan jalan bernafas. Caranya dengan melakukan chick-lift (tarik dagu kedepan), head-tilt (tengadahkan kepala). B, Breathing adalah berikan nafas buatan. Kalau masih belum bernafas lakukan C,Circulation, alirkan darah dengan pijat jantung.
2. Kejang akibat demam
Demam tinggi diatas 39°C dapat mengakibatkan kejang. Pertolongan awal yang dapat dilakukan dengan menurunkan suhu badan korban, caranya:
- Lepaskan baju yang ketat, mantel, selimut yang melekat pada korban. Biarkan panas badan lepas ke udara. Suhu AC 24-26°C dapat mempercepat turunnya suhu.
- Kompres badan korban dengan handuk tipis yang dibasahi air hangat / air kran biasa. Jika handuk kering basahi lagi.
- Jaga jalan nafas pada waktu kejang.
3. Terkena panas (air, minyak, api)
- Siram bagian yang terkena panas dengan air bersih dingin (air mineral/ air matang dingin) untuk menghilangkan panas dari kulit. Jangan gunakan air es.
- Bungkus kain bersih dan segera ke rumah sakit.
- Jika luka kecil, tidak luas, dan ringan boleh dioles krim luka bakar.
4. Jatuh dari ketinggian
Kalau korban sadar, tanyakan apakah dapat menggerakkan kaki dan tangan serta tanyakan bagian mana yang terasa nyeri.
- Kalau tangan-kaki dapat digerakkan, rubah posisi ke posisi terlentang. Jika tangan-kaki tidak dapat digerakkan, waspadai cedera punggung/ leher.
- Letakkan alas kayu datar di bawah bagian yang nyeri. Jika bagian nyeri terasa sangat nyeri, waspadai patah tulang.
- Jika korban jatuh dan mungkin patah tulang, pertahankan posisi jatuh. Tanyakan bagian mana yang nyerinya paling hebat. Periksa perlahan-lahan, apakah bagian tersebut dapat digerakkan dan apakah ada perubahan bentuk tulang yang normal (bandingkan dengan sisi yang lain). Kemudian panggil ambulans.
Bila terdapat perdarahan, maka bungkus tangan penolong dengan kantung plastik bersih lalu tekan bagian yang berdarah.
5. Tersengat listrik
- Matikan sekering listrik. Jangan menyentuh korban selama listrik belum jelas mati/ diputuskan.
- Gunakan alas kaki karet kering, sarung tangan karet, atau bungkus selimut untuk menarik tangan/kaki korban agar terlepas dari tempat dia tersengat listrik.
- Jika korban tidak sadar lakukan pertolongan korban tidak sadar (pertolongan ABC).
6. Korban gas beracun
- Buka jendela/ pintu/ ventilasi lain lebar-lebar.
- Jika gas tersebut gas elpiji jangan nyalakan kipas angin karena listrik kipas angina bisa memicu ledakan.
- Pada kondisi ini penolong bisa saja jadi korban. Sebab itu ketika penolong akan masuk untuk menolong korban harus menggunakan masker karbon atau menutup mulut hidung dengan handuk basah, tahan nafas dan segera tarik korban keluar ke tempat terbuka.
7. Korban kebakaran
- Korban yang terperangkap di ruangan harus segera dikeluarkan dan dibawa ke tempat terbuka agar dapat menghirup udara segar.
- Bawa segera ke RS untuk diberi oksigen karena udara panas dan asap yang terhisap dapat merusak paru (gejala ini baru terlihat 1-2 jam).
Waspada kecelakaan dan tanggap dalam menghadapinya dapat mengurangi resiko kegawat daruratan. Segera hubungi rumah sakit terdekat jika terjadi kecelakaan.
(kyn)

Sumber : Seminar "Kegawat Daruratan dalam Rumah Tangga", 24 Maret 2010

Minggu, 20 Februari 2011

Akibat Tidak Pernah Olahraga


 
 Tubuh manusia didesain untuk selalu bergerak sehingga sangat dianjurkan untuk rajin olahraga. Namun kesibukan sering tidak menyisakan waktu luang untuk melakukannya. Dan inilah akibatnya jika tidak pernah olahraga.

Ketika otot dan rangka tubuh bergerak, denyut jantung akan meningkat sehingga darah beserta oksigen dan nutrisi yang dibawanya akan terdistribusi dengan baik. Mekanisme ini tidak terjadi jika tubuh tidak olahraga.

Terganggunya distribusi oksigen paling berdampak pada otot, yang menyebabkan rasa pegal-pegal di seluruh tubuh. Otot akan terasa kaku-kaku saat kekurangan oksigen, yang memang berfungsi menjaga fleksibilitas atau kelenturan otot.

Selain itu, kekurangan oksigen juga menyebabkan kerja otak tidak maksimal sehingga mudah pusing dan susah menjaga konsentrasi. Otak yang ukurannya hanya 2 persen dari total massa tubuh dikenal sangat rakus, sebab konsumsi oksigennya mencapai 20 persen kebutuhan total seluruh tubuh.

Pengaruhnya terhadap sistem saraf, tidak bergerak seharian saja akan menyebabkan bagian-bagian tertentu dari tubuh mengalami tekanan yang konstan sepanjang hari. Akibatnya terjadi gangguan saraf di bagian tersebut dan memicu berbagai keluhan ringan seperti nyeri dan kesemutan.

Tidak bergerak dan berolahraga juga akan berdampak pada distribusi cairan limpa. Tidak seperti darah yang memiliki jantung sebagai pemompanya, limpa sangat tergantung pada gerakan otot untuk bisa didistribusikan ke berbagai jaringan tubuh.

Padahal cairan limpa yang diproduksi oleh suatu kelenjar tanpa saluran (ductless) ini merupakan bagian dari sistem imun atau kekebalan tubuh. Dampaknya tentu saja kekebalan tubuh akan menurun, sehingga mudah terserang
penyakit terutama jika sedang musim flu.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Hong Kong pernah mengungkap, dampak jangka panjang dari tidak pernah berolahraga tidak kalah berbahayanya dengan merokok. Penelitian yang dilakukan tahun 2004 itu menyebut, 20 persen
penyebab kematian orang dewasa berusia 35 tahun ke atas adalah kurang olahraga.

Risiko kanker pada pria meningkat 45 persen akibat tidak pernah berolahraga, sementara pada wanita peningkatannya lebih kecil yakni 28 pesen. Risiko gangguan pernapasan yang berhubungan dengan kesehatan paru-paru juga meningkat sebesar 92 persen pada pria dan 75 persen pada wanita.

Dikutip dari Naturalnews, Rabu (19/1/2011), serangan jantung termasuk risiko jangka panjang yang meningkat jika tidak pernah berolahraga. Pada pria peningkatannya mencapai 52 persen, sementara pada wanita sebanyak 28 persen.

Jika Anda tidak punya cukup banyak waktu usahakan olahraga 15 menit tiap hari seperti drible bola, lari, berenang, jogging. Intinya bergeraklah agar badan tidak sakit.

Ciri-ciri orang tidak pernah olahraga

Meski tidak selalu memberikan dampak yang sama pada setiap orang, gaya hidup sedentary atau kurang olahraga seringkali memberikan ciri khusus pada penampilan seseorang. Tanda-tanda yang paling mudah dikenali adalah tubuh gemuk dan bergelambir karena kelebihan lemak.

Kurang olahraga juga menyebabkan wajah seseorang cenderung tampak lesu, letih sepanjang hari dan kurang bergairah. Karena kurang olahraga juga memicu gangguan tidur, pada pagi hari orang itu pasti sering mengeluh masih mengantuk karena semalam tidurnya tidak nyenyak.

Ciri lain yang bisa dikenali adalah napas terengah-engah jika diajak naik turun tangga atau berlari mengejar bus kota. Selain itu jika di sekitarnya banyak yang terserang flu, tidak lama kemudian orang itu pasti akan ketularan. Jika sudah demikian, sarankan padanya untuk lebih sering berolahraga.